>

8 film yang cocok ditonton untuk Hari Guru Nasional

5 Min Read



Jakarta (VAOK) – Film itu bagus buat nunjukin gimana perjuangan guru. Mereka itu pahlawan tanpa tanda jasa, yang bantu anak-anak biar pintar.

Jadi guru itu panggilan hati, banyak tantangan, butuh semangat dan pengorbanan. Apalagi kadang sistem pendidikan juga banyak masalah.

Walaupun berat, semangat guru itu nggak pernah hilang.

Buat rayain Hari Guru Nasional tanggal 25 November ini, bisa nonton film tentang perjuangan guru.

Film bisa bikin kita tahu realita pendidikan, ngerasain semangat guru, dan menghargai peran mereka.

Ini 8 film tentang perjuangan guru dari Indonesia dan negara lain, yang bisa jadi tontonan inspiratif buat Hari Guru Nasional 2025:

1. “Laskar Pelangi” (2008)

Film ini berdasarkan buku Andrea Hirata. Jadi film populer yang cerita tentang dunia sekolah.

Latarnya di Belitung, film ini nunjukin perjuangan Bu Muslimah dan Pak Harfan yang mengajar di sekolah dasar Muhammadiyah yang hampir roboh.

Sekolah itu satu-satunya buat anak kurang mampu di sana, cuma ada 10 murid.

Walaupun kekurangan, mereka tetap percaya pendidikan bisa ubah masa depan murid.

Semangat guru dan kerja keras murid bikin “Laskar Pelangi” film yang menginspirasi dan punya pesan moral.

2. “Sokola Rimba” (2013)

Film ini berdasarkan kisah nyata Butet Manurung. Dia guru dari suku Dayak yang pengen ajarkan baca tulis ke anak-anak suku Anak Dalam (Orang Rimba) di hutan Jambi.

Setelah 3 tahun di lembaga konservasi, Butet akhirnya pengen ngajar Orang Rimba baca tulis.

Dulu, Butet pernah sakit malaria dan ditolong Nyungsang Bongo, anak sungai yang pengen bisa baca surat tanah adatnya.

Tapi, masyarakat setempat takut pengetahuan baca tulis bawa sial, jadi perjalanan mengajar Butet nggak mudah.

Butet harus berusaha mengubah pandangan mereka sambil terus ngajar.

3. “Denias, Senandung di Atas Awan” (2006)

Film ini latarnya di Papua, cerita tentang Denias yang ingin sekolah dengan layak.

Dia selalu ingat perkataan ibunya dan gurunya yang bilang harus terus sekolah.

Denias denger ada sekolah bagus di belakang gunung. Dia langsung pergi sendiri.

Tapi, pas sampai di sana, Denias nggak bisa masuk karena sekolah itu cuma buat anak kepala suku atau keturunan dekat.

Lihat semangat Denias, Bu Sam, guru di sekolah itu terharu. Bu Sam terus bantu Denias masuk sekolah meskipun banyak rintangan.

4. “Tanah Surga Katanya” (2012)

Film ini cerita tentang Bu Astuti dan dr. Anwar, guru dan dokter yang ditugaskan ke Kalimantan.

Di sana, mereka lihat tingkat pendidikan dan semangat nasionalisme masyarakatnya rendah. Anak-anak lebih kenal Malaysia daripada Indonesia.

Bu Astuti dan dr. Anwar jadi pengajar di pedalaman Kalimantan. Mereka pengen kasih pendidikan yang lebih baik dan tingkatkan rasa cinta tanah air anak-anak.

5. “Aisyah, Biarkan Kami bersaudara” (2016)

Film ini tentang Aisyah, guru dari Ciwidey, Jawa Barat yang ditugaskan mengajar di Nusa Tenggara Timur.

Aisyah harus berjuang menghadapi berbagai masalah, karena dia mengajar di tengah masyarakat Katolik.

Bahkan, ada murid yang nggak mau sekolah cuma karena Aisyah beragama Islam.

Film ini nunjukin perjuangan guru dan pentingnya toleransi antar agama.

6. “Dead Poets Society” (1989)

Film klasik ini populer dan menang Oscar. Ceritanya tentang John Keating, guru Sastra Inggris di sekolah laki-laki yang punya cara mengajar unik.

Cara John mengubah hidup tujuh murid di Akademi Wilton. Dia ajak mereka berpikir kreatif dan bebas, beda dari cara mengajar yang kaku.

Akademi Wilton punya prinsip kuat soal kesempurnaan, jadi cara John ini banyak yang nggak setuju.

Perjalanan John jadi guru jadi susah karena cara mengajarnya ditentang sekolah dan orang tua murid.

7. “Freedom Writers” (2007)

Film ini berdasarkan kisah nyata guru di AS. Ceritanya tentang Erin Gruwell, guru bahasa Inggris di sekolah yang banyak konflik rasial.

Awalnya, Erin merasa tertekan karena murid-muridnya nggak mau diajar. Tapi, dengan semangatnya, Erin menemukan cara mengajar yang bikin muridnya tertarik.

8. “Front of The Class” (2008)

Berdasarkan kisah nyata, film ini cerita tentang guru yang punya Tourette Syndrome. Dia kadang mengeluarkan suara aneh atau gerakan tak terduga.

Kekurangannya nggak dijadikan kelemahan, malah jadi motivasi buat jadi guru yang lebih baik.

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita VAOK.

Share This Article