“Waktu itu saya sudah sangat ngantuk. Lalu diajak pulang ke rumah Erika. Dia bilang jangan pulang dulu, karena masih mabuk. Mending di sini saja. Keesokan harinya saya ada kerjaan di Batam, dan sehari setelahnya saya berangkat ke sana. Saat itu kami masih sering mengobrol lewat chat dan video call. Tiba-tiba Erika datang menemui saya. Saya tidak tahu bagaimana. Tiba-tiba saja dia sudah ada di Batam. Akhirnya dia menemani saya bekerja, dan kami minum setelah selesai bekerja. Pulang, kami pulang bersama. Keesokan harinya saya berangkat ke Jambi, sedangkan Erika kembali ke Jakarta,” ujarnya.
Setelah beberapa hari, DJ Panda masih sering chatting dan video call dengan Erika. Tapi tiba-tiba Erika jadi dingin dan tidak responsif.
“Saya merasa ada yang aneh. Kenapa tiba-tiba dia jadi dingin? Saya coba tanya kenapa. Dia bilang tidak apa-apa. Saya diam saja. Saya coba chat lagi, lama-lama tidak ada balasan. Saya terus chat berkali-kali sampai benar-benar tidak ada jawaban. Akhirnya saya kirim chat panjang, bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Saya minta dia bicara jujur jika ada masalah. Misalnya, dia marah karena alasan yang tidak jelas, menurut saya pasti ada masalah. Akhirnya saya hanya mengirim emot senyum saja,” tuturnya.
Tiba-tiba setelah itu tidak ada kontak sama sekali. Pada tanggal 30 Desember, sehari sebelum tampil di acara New Year di Medan, Erika menelepon.
“Awalnya dia bertanya apa lagi. Oh, ternyata dia baik-baik saja. Saya bertanya kenapa. Lalu dia bilang kalau dia hamil. Saat itu saya sangat kaget, dan masih ada pekerjaan, jadi saya bilang oke. Saya tanya di rumah sakit mana, dan saya akan datang setelah menyelesaikan pekerjaan besok. Saya bilang tidak apa-apa, dan dia menjawab ‘tidak apa-apa’. Keesokan harinya saya langsung menelepon orang tua saya. Saya menjelaskan kalau saya hamil. Orang tua saya menyuruh saya untuk segera berangkat ke sana. Oke, singkat cerita, saya dan orang tua saya langsung berangkat,” jelasnya.