Jakarta (VAOK) – Film cinta baru berjudul “My Oxford Year” sudah tayang di Netflix sejak Jumat, 1 Agustus 2025. Film ini cerita dari buku karya Julia Whelan, dibintangi Sofia Carson dan Corey Mylchreest. Kisahnya terjadi di kampus terkenal University of Oxford. Film ini menceritakan cinta yang menyentuh antara seorang mahasiswi Amerika dan guru puisi yang punya rahasia besar.
Sofia Carson tidak hanya jadi pemain utama, tapi juga produser. Ia bilang film ini bikin perasaan yang kuat. “Di satu adegan, mungkin kamu akan jatuh cinta, mungkin menangis, tapi film ini pasti akan ada adegan lucu juga,” katanya.
Tentang mimpi, cinta, dan pilihan hidup
“My Oxford Year” mengikuti perjalanan Anna (Sofia Carson), seorang gadis yang ambisius dari Amerika. Ia mengikuti program puisi selama setahun di University of Oxford, Inggris. Ini adalah mimpi masa kecilnya, sebelum ia kembali ke Amerika untuk bekerja di perusahaan keuangan besar bernama Goldman Sachs.
Di Oxford, Anna tinggal bersama Charlie (Harry Trevaldwyn), teman sekamar sekaligus sahabatnya. Mereka juga dekat dengan Maggie (Esme Kingdom), gadis yang baik hati dan pengertian. Ketiganya jadi sahabat dekat dan saling mendukung dalam kehidupan kampus.
Kehidupan Anna berubah saat bertemu Jamie (Corey Mylchreest), guru puisi yang pintar dan menarik. Mereka dekat karena suka puisi, lalu jadi pacar. Awalnya cuma mau “berteman”, tapi hubungan ini membuat Anna merasakan banyak hal.
Tapi, hubungan mereka tidak mudah. Jamie ternyata punya rahasia yang lama kelamaan ketahuan dan memengaruhi hubungan mereka. Di saat yang sama, Anna mulai berpikir tentang pilihan hidupnya, seperti pekerjaannya di Amerika dan arti sukses baginya.
Perjuangan pribadi dan keberanian memilih jalan baru
Masalah utama dalam film ini bukan cuma cinta yang rumit, tapi juga antara keinginan dan kenyataan. Anna harus memilih: tetap pada rencana hidup yang aman, atau mengikuti hatinya yang membawanya ke arah yang tidak terduga.
Cecelia (Poppy Gilbert), teman dekat Jamie yang suka melindungi, juga jadi bagian masalah dalam hubungan Anna dan Jamie. Selain itu, hubungan Jamie dengan ayahnya juga tegang karena mereka punya pandangan berbeda tentang masa depan.
Sutradara Iain Morris berharap penonton bisa merasakan berbagai perasaan saat menonton film ini. “Saya harap film ini membuat penonton merasakan semua perasaan yang ada dalam cinta yang indah, ramai, kacau, tak terduga, lucu, dan sedih,” katanya.
Oxford sebagai tempat untuk memahami diri
University of Oxford dalam film ini bukan cuma tempat, tapi juga simbol perjalanan Anna memahami dirinya sendiri. Ruangan kuliah yang tua, diskusi tentang ilmu, dan suasana belajar yang serius menjadi tempat Anna merenung. Ia mulai mengerti bahwa hidup tidak selalu bisa direncanakan dengan sempurna.
Melalui percakapan yang bermakna dan perasaan yang kuat, My Oxford Year ingin menyampaikan pesan bahwa kekurangan justru seringkali bagian paling penting dalam hidup. Film ini menunjukkan keberanian untuk keluar dari zona nyaman, menerima ketidakpastian, dan memilih jalan yang lebih berarti, meskipun tidak selalu mudah.
Singkatnya, “My Oxford Year” adalah cerita tentang cinta, kehilangan, dan tumbuh menjadi diri sendiri. Film ini mengajak penonton untuk memikirkan lagi arti sukses dan keberanian dalam membuat keputusan yang bisa mengubah hidup.
Dilarang keras mengambil isi konten, melakukan menyalin otomatis atau pengindeksan untuk AI di situs web ini tanpa izin dari Kantor Berita VAOK.