Jakarta (VAOK) – Masalah kekerasan seksual itu berat dan masih jadi tantangan besar di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Biar banyak orang tahu soal ini, beberapa pembuat film memilih menjadikan kekerasan seksual sebagai cerita utama di film mereka.
Dengan cara film, mereka tidak cuma tunjukkan luka fisik dan perasaan korban, tapi juga bikin orang bisa bicara lebih banyak tentang pentingnya melindungi dan mendukung korban.
Berikut 10 film yang cerita nya tentang kekerasan seksual, baik dari Indonesia maupun negara lain. Film-film ini diharapkan bisa mengedukasi dan membuat kita lebih bisa merasakan apa yang dialami korban:
1. Penyalin Cahaya (2021)
Film ini dibuat oleh Wregas Bhanuteja. Ceritanya tentang Sur (Shenina Cinnamon), seorang mahasiswi yang jadi korban kekerasan setelah ikut pesta kampus. Dia berusaha mencari kebenaran dengan bantuan Amin (Chicco Kurniawan), temannya yang kerja jadi fotokopi. Film ini menang banyak penghargaan di Festival Film Indonesia 2021 dan jadi pengingat kalau pelecehan bisa terjadi di mana saja, bahkan di kampus.
2. Precious (2009)
Film ini berdasarkan buku bernama *Push*. Ceritanya tentang Claireece “Precious”, seorang remaja kulit hitam yang sering diperlakukan buruk dan diseksualkan oleh ayahnya sendiri. Meskipun hidupnya penuh kekerasan dari ibunya, Precious punya semangat kuat untuk bertahan dan memperbaiki hidupnya. Film ini banyak menyentuh hati dan dianggap penting karena membuka mata soal kekerasan seksual dalam keluarga.
3. Like & Share (2022)
Film ini dibuat oleh Gina S. Noer. Ceritanya tentang remaja yang suka mencari tahu soal seks dan kekerasan seksual di internet. Lisa (Aurora Ribero) dan Sarah (Arawinda Kirana), dua sahabat, mengalami hal yang berat. Sarah jadi korban kekerasan oleh pacarnya, sementara Lisa kecanduan melihat konten dewasa. Film ini penting untuk edukasi seks dan dukungan bagi korban.
4. Women from Rote Island (2023)
Film ini mengangkat isu kekerasan seksual di daerah Timur Indonesia. Orpa dan putrinya, Martha, mendapat stigma karena Martha mengalami kekerasan saat bekerja di Malaysia. Film ini disutradarai oleh Jeremias Nyangoen dan menang penghargaan Film Cerita Panjang Terbaik di Festival Film Indonesia 2023. Film ini menyoroti kesulitan yang dihadapi perempuan di daerah terpencil.
5. The Tale (2018)
Film ini cerita hidup sutradara Jennifer Fox tentang masa kecilnya yang penuh *grooming* dan kekerasan seksual. Dengan cerita yang dewasa dan menyentuh, film ini menunjukkan bagaimana luka masa kecil bisa meninggalkan trauma yang lama baru terasa. *The Tale* ditayangkan di HBO dan dianggap penting dalam diskusi soal kekerasan seksual.
6. The Kite Runner (2007)
Film ini berdasarkan buku karya Khaled Hosseini. Selain cerita konflik di Afghanistan, film ini juga menyoroti praktik pelecehan seksual terhadap anak laki-laki yang disebut *bacha bazi*. Kisah Amir dan Hasan menggambarkan betapa buruknya budaya yang menganggap kekerasan seksual bisa menghancurkan kehidupan anak-anak.
7. Hope (2013)
Film Korea Selatan ini tentang So Won, seorang gadis 8 tahun yang jadi korban pemerkosaan parah. Trauma itu membuatnya takut pada ayahnya sendiri. Film ini menunjukkan bagaimana keluarga dan masyarakat berusaha membantu anak korban kekerasan untuk sembuh dari luka batin.
8. Room (2015)
Film ini dibintangi Brie Larson. Ceritanya tentang Joy, seorang perempuan yang disekap dan diperkosa selama bertahun-tahun sampai melahirkan. Film ini menggambarkan perjuangan ibu dan anak untuk bertahan hidup dan memulai hidup baru setelah lama terkurung.
9. Audrie & Daisy (2016)
Film dokumenter Netflix ini tentang dua siswi SMA yang jadi korban pelecehan seksual dan *cyberbullying* setelah foto mereka menyebar di internet. Audrie dan Daisy mewakili banyak remaja yang tidak hanya menghadapi trauma, tapi juga tekanan sosial dan stigma.
10. Asa (2020)
Film pendek ini berdurasi 21 menit. Ceritanya nyata tentang Shinta, seorang remaja yang jadi korban kekerasan seksual. Meskipun sempat ditawarkan penyelesaian damai, Shinta dan keluarganya memilih jalur hukum. Film ini dibuat oleh Rifka Annisa dan Onomastika Films, bertujuan mengedukasi dan menunjukkan keberanian korban dalam mencari keadilan.
Kekerasan seksual bukan cuma topik sensitif, tapi juga kenyataan yang dialami banyak orang. Lewat film-film ini, diharapkan masyarakat bisa lebih peduli dan mengerti bahwa dukungan untuk korban dan penegakan hukum yang tegas adalah kunci untuk menghentikan siklus kekerasan seksual.
<p class="alert alert-info mt-2 small">Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita VAOK.</p>
</div>