>

Wastra Nusantara yang Unik dan Underrated

5 Min Read


Jakarta, VAOK – KHAYAE, yang dibuat oleh beberapa desainer wanita seperti Elok Re Napio, Mawadah Maslikhan Ilona, Yati Silvia, dan Nathania Caya Dewi, ikut meramaikan acara Indonesia Fashion Week (IFW). Acara ini diadakan pada hari pertama, 28 Mei 2025, di Plenary Hall Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat.

Melalui koleksinya, KHAYAE ingin menunjukkan hubungan antara manusia, lingkungan, dan siapa diri kita melalui karya seni tentang berbagai tempat di dunia—mulai dari hutan tropis, gurun yang sepi, laut dalam, hingga kota yang ramai. Setiap bagian dari koleksi menunjukkan bagaimana pakaian bisa jadi “rumah” untuk mengekspresikan diri, budaya, dan alam yang membentuk kita. Yuk, geser untuk info lengkapnya! 

“Bagian yang kami tonjolkan ini tentang hutan sebagai tempat alami dan sakral tempat budaya leluhur tumbuh dan berakar. Hutan bukan cuma tempat lingkungan, tapi juga tempat yang sangat penting—tempat upacara adat, sumber daya alam, dan cerita tentang dewa-dewa. Koleksi ini menggambarkan hubungan saling menguntungkan antara manusia, alam, dan budaya melalui bentuk pakaian yang mirip batang pohon, akar, lumut, dan daun,” kata Ilona.

Untuk IFW 2025, tenunan bulu menjadi fokus utama KHAYAE untuk semua pakaian yang dipamerkan. Menurut desainer, tenunan bulu dipilih karena kuat, teksturnya alami, dan sangat mewakili cerita tentang akar budaya serta hutan tropis Indonesia.

“Serat dan tampilan bulunya menggambarkan alam, akar, bahkan tekstur batang pohon—membuat kita membayangkan kembali hutan leluhur. Selain itu, tenunan bulu adalah warisan kain yang belum banyak dieksplorasi dalam dunia fesyen yang modern, jadi koleksi ini juga cara untuk menghidupkan kembali potensi kain khas Indonesia yang unik dan belum banyak dikenal,” jelasnya.

Inti dari koleksi KHAYAE adalah tentang alam, karena alam dianggap sebagai tempat pertama manusia dan juga sumber budaya. Koleksi ini ingin mengingatkan bahwa budaya tidak muncul begitu saja—ia tumbuh dari hutan, tanah, air, dan siklus kehidupan.

“Memakai tema alam juga bentuk cerita fesyen yang penting di zaman sekarang: perubahan iklim, menjaga kelestarian, dan hubungan manusia dengan lingkungan. Koleksi ini bukan cuma indah, tapi juga ajakan untuk melihat kembali tradisi dari sudut pandang alam,” ujarnya.

Tidak hanya tema, KHAYAE juga menggunakan pewarna alami yang mungkin belum terlalu populer di Indonesia. Tapi, mereka ingin menekankan bahwa memakai pewarna alami adalah pilihan yang bermakna, bukan cuma soal penampilan.

“Kami tahu pewarna alami mungkin belum banyak diminati secara komersial, tapi justru karena itu penting untuk diperkenalkan. Pewarna alami menyimpan pengetahuan dari nenek moyang, lebih ramah lingkungan, dan menghasilkan warna yang hidup dan jujur. Memang harganya lebih mahal karena prosesnya panjang dan dibuat dengan tangan, tapi kami ingin mengedukasi pasar bahwa nilai tidak hanya ada pada harga, tapi pada cerita, proses, dan dampak baiknya bagi bumi dan budaya,” pungkasnya.

Melalui koleksi Habitat, KHAYAE ingin generasi muda melihat bahwa fesyen bukan cuma tentang tren, tapi tentang siapa diri kita dan bagaimana kita bisa menjaga kelestarian lingkungan.

“Kami ingin menginspirasi mereka untuk berani mengeksplorasi tradisi dengan cara baru, berani memakai pakaian yang punya arti, dan menjadi konsumen yang bijak karena pilihan mereka bisa berdampak. Tradisi itu tidak ketinggalan zaman—ia tetap hidup, asalkan kita menjaganya dan menyajikannya dengan cara yang modern,” tutupnya.

Koleksi yang dipamerkan terdiri dari gaun panjang dengan model flowy dan ujung yang menyerupai akar menjuntai, jaket atau outer panjang yang menyerupai kanopi atau sayap burung hutan, serta atasan dengan tekstur yang mirip kulit pohon.

Untuk bahan dan cara pembuatan, mereka memilih serat alami untuk tenunan bulu dan kain daur ulang, teknik felt, menciptakan efek lumut (lumut) atau permukaan pohon, serta teknik bordir dan sulam, menciptakan bentuk akar, daun, dan hewan hutan seperti kupu-kupu, tokek, dan burung.

Koleksi Poppy Dharsono di IFW 2025.

Oscar Lawalata-Poppy Dharsono, 7 Desainer Lintas Generasi Tampilkan Koleksi Elegan Nan Dramatis di IFW 2025

Koleksi para desainer tersebut memang dirancang dengan mengutamakan karya yang ramah lingkungan (sustainable), seperti salah satunya pada koleksi Poppy Dharshono.

img_title

VAOK.co.id

2 Juni 2025



Share This Article