Pak Andrimar punya kekhawatiran besar soal makanan program MBG. Banyak siswa yang tidak suka dengan menu makanan itu.
“Saya khawatir nasi, sayur, ikan yang diberikan, bisa jadi tidak sampai ke siswa. Bisa saja makanan itu jadi bau dan bahkan seperti bau tikus di tas rekanan Bapak,” tulisnya.
Andrimar juga menuliskan banyak siswa yang tidak menyukai makanan MBG tersebut.
“Oh iya, Pak. Anak-anak banyak yang tidak suka makanan yang Bapak sediakan. Tidak pakai cabai, tidak pakai santan, tidak terasa, dan menurut mereka tidak enak. Jadi, kami jadi lebih capek lagi untuk membujuk anak-anak agar mau makan dengan berbagai cara,”
Terima kasih, Pak.
Andrimar, S.Pd, M.Pd, CPS
Guru SMPN 1 Rambah” tutup Andrimar.
Reaksi dari Warganet
Surat terbuka Andrimar, guru dari SMP Negeri 1 Rambah, Riau, untuk Presiden Prabowo Subianto ini membuat banyak orang berkomentar di media sosial.
“Saya sangat setuju dengan guru ini. Apalagi saya juga guru SD yang ditunjuk jadi pengawas MBG. Banyak sekali pekerjaan saya. Selain membagikan dan mengumpulkan makanan, saya juga harus berusaha membujuk anak-anak SD yang tidak mau makan, lalu mengirim foto setiap hari dan membuat laporan online. Tapi kami masih dianggap beban negara,” tulis akun @sin***ka di Instagram @moodkalbar.
“Waktu MOU MBG, kami sudah baca baik-baik. Di sana tertulis kalau makanan yang hilang harus diganti. Kalau ada masalah dengan menu atau hal lain, harus diselesaikan dengan baik-baik. Kami harus membuat laporan setiap bulan. Kok malah kami yang harus membuat laporan? Kami tidak ikut menandatangani MOU sampai berbulan-bulan. Kami ingin MOU itu diubah. Kami yang menerima malah jadi dirugikan, kan?” tulis akun
@nda*ia